Sabtu, 25 Agustus 2007

Disanalah Seharusnya Sanubari Wanita Muslim

WANITA SHOLEHAH
by. Dewi


Bentang Sajadah Menghias Harimu
Berdzikir Tiga Puluh Tiga Kali
Menangis Hanya pada Sang Khalik
Diiringi Puasa Menggapai Mimpi-Mimpimu

Dirajut Dengan Benang Kehalusan dan Budi Pekerti
Direnda oleh Sopan Santun dan Rasa Malu
Merapatkan Aurat Mengembangkan Senyum
Mengukir Hati Serat Makna Sabar dan Ikhlas

Kecerdasan Mengisi Akhlak
Berbakti Hanya Kepada Yang Ber-Hak
Menunduk dikala Bertatap Lawan

Indahnya Mata Teduh
Dipelabuhan Cinta-Nya

Wahai ........ Wanita Calon Penghuni Surga






Rabu, 15 Agustus 2007

BIDADARI YANG TERLUKA
By. Dewi


Lembayung Terseok
Dalam Tatapan Mata Mentari
Tertunduk kuyu …lesu
Air mata surga terurai dari kelopak kamboja

Tangan lembut menari
Mengelus halus sang sayap putih
Meraba makna dibalik belaian
Bidadari terluka…..!!

Ada lara membekas sanubarinya
Hanya dipahami oleh ilalang
Hanya ditemani dinginnya embun

Bidadari tersayat diantara lekukan bintang
Mendayu sedih suara merdunya
Berduka dibawah lentera
Rumah sang pujangga

Tiada terasa lautan kasih membelai
Sayup terdengar semakin mendekat
Tangan itu begitu kuat menariknya
Menyerunya dengan lantang…….

Jangan-jangan pernah lemah !
Kepakkan sayapmu
Biarlah lukamu terobati bersama waktu

Kau boleh kalah tapi tak boleh menyerah
……………………………………………



Kamis, 09 Agustus 2007

PATAH
By. Dewi

Beberapa pada yang lalu
Mematahkan palung hatiku

Membawaku malu
Merindukan senyum dibalik wajah

Tertawa memandang Karang
Tak jua merubah Rasaku

Bisakah sembiluku menyayat hatimu

Hai…pada yang terbuang
Adakah makna merubah mimpi

Adakah galau mengejar harap
Berharap tiada menyerah

Menelaah arti hidupku
Menyadari pahit arang membawaku
PENAKLUKKAN JIWA
By. Dewi

Hebat…hebat nian Berbuncah
Meliuk-liuk pada bejana
Rasa menggelepar menahan Gundah
Bara semakin menyala menyulut api

Risau berhias mimpi
Marah melarut sepi
Siapa yang bergerak dibalik rumah Laraku
Membangun generang meniup terompet

Asa….dimanakah kau berada

Ngilu tak jua usai
Dimanakah sang penakluk harus singgah
Dimanakah hati kan berhenti
Pada jiwa-jiwa kelam yang keras
Atau……..
Pada jiwa-jiwa putih yang lembut

Rebut…rebut dia segera
Sang Penakluk Jiwa